Skip to main content

Apa yang Salah?

 Ketika sesuatu tidak berjalan sesuai harapan, pertanyaan itu mau nggak mau selalu muncul: apa yang salah? 

Kok orang lain bahagia kita nggak? Kok orang lain keren banget kita enggak? Kok orang lain banyak temennya kita enggak? Apa sih yang salah? Geeezzz Padahal usaha kita udah maksimal banget, orang lain yang keliatannya santai-santai ko lebih hoki sih...?

Otak manusia emang seneng banget mikirin hal-hal yang kadang nggak perlu dipikirin. Kalau jawabannya udah ketemu dan kita bilang "Oh ternyata ini toh yang SALAH" Lalu apa?

Biasanya yang terjadi adalah menerima kesalahan itu sebagai cacat diri, terus ke sananya jadi pembenaran. Aku kan sekolahnya nggak setinggi dia, jadi wajar aja kalo... Aku kan ga secantik dia, jadi wajar kalo... Aku kan ga sekaya dia, jadi pantes aja kalo...

Jangan suka cari-cari kesalahan, baik dari orang lain apalagi diri sendiri. Ganti fokusnya dengan apa yang harus diperbaiki. Gitu cenah.

Haha, apaan sih malem-malem bahas yang gini. Tuh kan, ngebahas hal ga penting!


Comments

Popular posts from this blog

Perihal Makan Bersama

Pagi-pagi sekali kami berpencar. Aku menyelesaikan masalahku, dia dengan dunia kerjanya. Pagi itu kami masih baik-baik saja. Bahkan sangat baik-baik saja. Siang hari juga berlalu dan tak ada masalah. Namun malam hari, perasaanku mulai tak menentu. Selepas Isya dia tak kunjung datang. Aku kelelahan setelah menghabiskan seharian dalam perjalanan panjang. Aku rebah. Dia datang dalam keadaan kuyu, sudah makan, katanya. Aku? Boro-boro makan, mandi pun tak sempat. Kupikir aku berkewajiban menunggunya pulang untuk makan bersama. Namun itu terbantahkan begitu saja. Memang tak ada perjanjian itu di awal. Hanya pikiranku sendiri yang berlebihan. Kusantap mie instan kuah dengan telur matang sempurna. Tak peduli sudah pukul dua satu lebih lima. Aku kelaparan. Tubuh yang tadi merengek minta ditidurkan kini terjaga. Aku harus tidur dalam keadaan kenyang. Bukan karena benar-benar lapar, tapi untuk sama-sama menunjukkan bahwa makan tak harus bersama.

Aku... Tidak Suka Mengajar Saat Ini

 Sudah tujuh tahun lebih mengajar, dan inilah akhirnya, titik jenuh pertamaku yang sangat akut. Kupikir akan membaik di tahun baru ini. Nyatanya tidak. Sama saja kalau tidak semakin buruk. Aku tiba-tiba saja merasa lelah jika harus memikirkan rencana mengajar. Memikirkan urutan pembelajaran tidak lagi membuatku bersenang-senang.  Aku hanya ingin cepat pulang setiap hari. Burnout. Aku pusing sekali Ya Allah. Aku tidak ingin di sini. Tapi semuanya serba bertentangan. Aku akan tetap di sini bahkan 10 tahun ke depan. Toloong. Aku tidak suka mengajar hari ini. Semoga hanya hari ini.

Tak Apa, Kamu Sudah Berusaha

Berapa banyak orang yang pernah ngomong gitu ke kamu? dengan tulus... Kayaknya jarang banget, atau malah ga ada ya? Padahal kalau ada kalimat yang dimasukin ke kapsul terus dijual di apotek dan khasiatnya mirip antibiotik, mungkin itu deh kalimatnya: Ga Apa-apa, Kamu Sudah Berusaha. Kalau dijual di toko kosmetik, kalimat itu nempel di semua produk kulit yang punya klaim: antioksidan. Hati, kepala sampai kulit luar kamu bebas dari bakteri inferior, radikal bebas rasa bersalah dan minder. Tapi, pemakaiannya harus teratur. Tiga kali sehari, pagi, siang, malam. Kalau aku, aku tempelin kata-kata itu di layar laptop, benda yang paling sering diliat tiap hari. Tiap baca kalimat itu, ga tau kenapa terhibur aja meskipun ga lagi ada apa-apa. Ajaib ya? Diucapin ke diri sendiri aja segitu ngefeknya loh. Apalagi kalau ada orang lain yang bilang kayak gitu ke kamu. Dimengerti sama orang lain, adalah sebuah keistimewaan loh. Ga semua orang pernah dan punya kesempatan  itu. Coba deh perhatiin, mun...