DECLAIMER : tulisan ini tidak bermaksud merendahkan profesi apapun, siapapun, di manapun. Oke!
Nah, satu lagi. Mereka hanya berjualan di waktu menjelang malam. Oke lah, memang ada martabak yang sudah buka sejak pukul 2, tapi maksudku mereka seolah sepakat untuk memiliki target marketing orang-orang yang kelaparan sepulang bekerja. Martabak menjadi penganan yang menguasai waktu malam hari, khususnya malam minggu.
Coba bandingkan dengan tukang bakso yang sudah mulai keluar kandang sejak pagi dan bisa beredar di jalanan hingga tengah malam. Tukang bubur, tukang sate, tukang mie tektek, sebagian ini dari mereka berkeliling mencari pelanggan hingga ke pelosok-pelosok gang. Waktunya juga dari pagi hingga malam. Tidak tentu, tidak kompak.
Haha. Tiba-tiba saja aku mersa pikiran tak berguna ini sayang untuk tidak dicatat. Siapa tahu ada yang sama juga pernah mikir ga jelas begini. Haha (lagi)
Kesimpulan: bagiku, tukang martabak memiliki jenis harga diri yang levelnya berbeda dengan tukang dagang lain, aku mengaguminya sesaat. Selebihnya, aku merindukan martabak cokelat kacang.
Comments