Skip to main content

Janji

Manusia memang tempatnya lemah dan masalah. Tak ada satupun manusia di muka bumi ini yang tidak punya kedua hal itu. Maka, cara terbaik adalah menerimanya. Menerima bahwa kita memang bisa lemah dan kita memang akan selalu mendapat masalah entah kecil atau besar. Dengan menerima, kita sudah separuh jalan menuju kemenangan.

Menang dari siapa? Menang dari ego yang dibisiki setan. Manusia sudah ditemani makhluk laknat itu sejak ia lahir ke dunia. Tugasnya menyesatkan langkah. Sudahlah lemah, manusia itu digoda pula. Tak ada jalan lain kecuali berhati-hati. Jangan dekat-dekat dengan perilaku atau tempat berkumpulnya para setan. Kita makhluk yang dibekali akal dan disebut Allah merupakan makhluk dengan bentuk sebaik-baiknya. Manusia punya potensi untuk menang melawan makhluk gaib itu. 

Setelah menerima keadaan dengan hati lapang dada, bergeraklah menuju solusi. Jangan diam saja. Allah menyediakan bumi seisinya yang amat luas. Hijrah! Pindahlah dari perilaku atau keadaan yang membuatmu menjauh dari-Nya. Dekati Sang Pencipta dengan berbagai rayuan do'a. Allah senang jika kita meminta. Tunjukkan sisi lemahmu di hadapan-Nya. Jangan di depan makhluk-Nya yang lain. 

Ada apa dengan sore ini? Tulisanku serius aamaaat >_<

Comments

Popular posts from this blog

Perihal Makan Bersama

Pagi-pagi sekali kami berpencar. Aku menyelesaikan masalahku, dia dengan dunia kerjanya. Pagi itu kami masih baik-baik saja. Bahkan sangat baik-baik saja. Siang hari juga berlalu dan tak ada masalah. Namun malam hari, perasaanku mulai tak menentu. Selepas Isya dia tak kunjung datang. Aku kelelahan setelah menghabiskan seharian dalam perjalanan panjang. Aku rebah. Dia datang dalam keadaan kuyu, sudah makan, katanya. Aku? Boro-boro makan, mandi pun tak sempat. Kupikir aku berkewajiban menunggunya pulang untuk makan bersama. Namun itu terbantahkan begitu saja. Memang tak ada perjanjian itu di awal. Hanya pikiranku sendiri yang berlebihan. Kusantap mie instan kuah dengan telur matang sempurna. Tak peduli sudah pukul dua satu lebih lima. Aku kelaparan. Tubuh yang tadi merengek minta ditidurkan kini terjaga. Aku harus tidur dalam keadaan kenyang. Bukan karena benar-benar lapar, tapi untuk sama-sama menunjukkan bahwa makan tak harus bersama.

Aku... Tidak Suka Mengajar Saat Ini

 Sudah tujuh tahun lebih mengajar, dan inilah akhirnya, titik jenuh pertamaku yang sangat akut. Kupikir akan membaik di tahun baru ini. Nyatanya tidak. Sama saja kalau tidak semakin buruk. Aku tiba-tiba saja merasa lelah jika harus memikirkan rencana mengajar. Memikirkan urutan pembelajaran tidak lagi membuatku bersenang-senang.  Aku hanya ingin cepat pulang setiap hari. Burnout. Aku pusing sekali Ya Allah. Aku tidak ingin di sini. Tapi semuanya serba bertentangan. Aku akan tetap di sini bahkan 10 tahun ke depan. Toloong. Aku tidak suka mengajar hari ini. Semoga hanya hari ini.

Mom Brain

Katanya, otak seorang ibu memang berubah setelah melahirkan anak. Gampang lupa. Kalau istilah komputer, barangkali juga mudah nge-hang. Aku merasakannya sendiri. Sulit mencerna pernyataan panjang seseorang, apalagi yang tiba-tiba curhat tanpa pembukaan. Tidak menjelaskan duduk masalahnya. Ga ada konteks. Penyebab utamanya adalah kelelahan. Bukan hanya seputar mengurus anak, tapi juga ketika mulai bekerja, berinteraksi dengan lingkungan baru, budaya baru, tuntutan yang baru. Aku tidak lagi merasa antusias. Aku ingin menjadi manusia biasa saja, kalau bisa invisible. Aku tidak ingin dinotice. Tidak mau tahu urusan gosip kelompok sebelah. Aku juga tidak mau tahu aib-aib senior. Aku hanya ingin menjalani hari dengan tenang, tanpa harus mengingat banyak hal. Otatakku menolak bekerja lebih keras. Aku bisa menangis lebih dari sekali dalam sehari. Semuanya kulipat diam-diam, aku tidak mau mendapat pertanyaan. Tanya 'mengapa' akan membuat otakku berpikir keras. Sedangkan aku juga tidak t...