Skip to main content

Mendewasa

Pernah nggak ada momen di mana kamu terharu karena teman, saudara atau keluargamu melakukan sesuatu yang berarti buatmu?

Kalau ini : pernah nggak kamu merasa gitu ke Allah swt?

Manusia seringkali sibuk sendiri, seringkali sok tahu, seringkali salah sangka. Sampai akhirnya ada kejadian yang membuat kamu tersadar bahwa prasangka kamu selama ini salah. Kamu tidak ditinggalkan sendiri dan jalan berbatu yang baru saja kamu lalui, itu adalah hal yang baik buat kamu. 

Ujung dari perjalanan ini adalah apa yang kamu inginkan. Memang prosesnya tidak seindah dugaanmu. Tapi apa lah pentingnya dugaan itu, salah sendiri kenapa sok tahu. Sekarang kamu sadar dan kamu mulai mensyukuri semua yang terjadi. 

Aku baru sadar ya Allah, Engkau baik banget sama hambamu ini T T

Lalu kamu ambil wudhu dan mengerjakan shalat sunnah dua roka'at. Setelah selesai, kamu berdo'a dengan lintasan kejadian-kejadian selama dua tahun terakhir memenuhi kepala. Kamu minta maaf dengan bercucuran air mata, kamu merasa bersalah karena pernah berprasangka buruk ke Allah.

Hari ini kamu menjadi lebih dewasa. Mencoba menyikapi hidup dengan lebih bijaksana. Tidak buru-buru menghakimi tindakan manusia-manusia di sekitar, apalagi menghakimi garis takdir yang ditentukan tuhan. Mulai hari ini pula kamu lebih sering bilang ke dirimu sendiri untuk senantiasa sabar, bahwa pasti ada kebaikan dari setiap musibah yang menimpamu.

Kesadaran itu, sampai dirimu saja tidak cukup. Kamu akan terganggu jika ada teman yang punya kebiasaan mengeluh dan tidak bisa menerima kondisinya sendiri. Orang lain juga berhak merasakan pencerahan yang kamu rasakan. Bantu dia dengan sesekali menasihatinya (jika tidak berani sering-sering), tunjukan sikap baik, lalu do'akan.

Mari mendewasa bersama.

Comments

Popular posts from this blog

Hari-hariku Dua Bulan ke Belakang

Setiap bangun tidur, tubuhku terasa lelah bukan main. Namun di saat bersamaan, pikiranku langsung tertuju pada runtutan tugas pagi itu. "Ah, aku harus menanak nasi" "Aku juga harus memasak mpasi" "Sarapan pake apa ya?" "Mandi dulu deh, sekarang hari senin..." Setelah mandi Menanak nasi itu urutannya : nyuci beras, masak nasi, kukus nasi, mendinginkan nasi Bikin mpasi itu urutannya : cemplung nasi, cemplung lauk, sayur, bumbu, blender, masukin ke kontainer Masak lauk : kocok telur, bumbu-bumbu, goreng Manasin air : masukin air ke teko, simpan teko di kompor Di sela-sela itu, kalau si kecil tidak dijaga ayahnya, aku akan bolak-balik menjaganya. Lalu keringat sudah bercucuran lagi. Makan, sambil menyeduh kopi yang entah sempat diminum atau tidak. Lalu pakai baju, make up, sambil nonton tekotok. Biasanya di waktu-waktu ini pengasuh datang. Tiba-tiba saja lima menit lagi menuju pukul 7. Pulang kerja, badan sudah tentu cape, namun bahagia bertemu lagi ...

Comeback Home

Blogger pada akhirnya menjadi tempat pulangku. Meskipun budaya ngeblog sudah ketinggalan jaman, tapi nyatanya aku betah dan kembali lagi. Hampir dua tahun terakhir aku kelimpungan mengembalikan kebisaanku menulis jurnal. Terlebih tujuh bulan terakhir setelah si kecil lahir. Aku merasa sempat kehilangan diriku sendiri. Kemudian, lewat serangkaian peristiwa yang terjadi, aku kembali lagi. Laptopku si uti, rusak. Mati total dan enggan kembali kuhidupkan. Aku memilih mengalokasikan uangnya untuk membeli laptop baru. Inginnya membeli Lenovo Yoga Carbon yang warna casingnya putih itu, namun harganya belum bisa kujangkau. Ini saja dulu, Advan Soulmate bikinan Indonesia, harga 2,3 jutaan. Tidak perlu nyicil. Alhamdulillah. Hanya saja, kekurangannya, storagenya begitu kecil hanya 128 GB. Aku tak kehabisa akal. Kugunakan cloud untuk menyimpan data-data ke depan. Termasuk Diya 2024. Aku sudah jarang menulis, namun aku tidak ingin berhenti sama sekali. Akan kuusahakan terus menulis dengan modal la...

Aku... Tidak Suka Mengajar Saat Ini

 Sudah tujuh tahun lebih mengajar, dan inilah akhirnya, titik jenuh pertamaku yang sangat akut. Kupikir akan membaik di tahun baru ini. Nyatanya tidak. Sama saja kalau tidak semakin buruk. Aku tiba-tiba saja merasa lelah jika harus memikirkan rencana mengajar. Memikirkan urutan pembelajaran tidak lagi membuatku bersenang-senang.  Aku hanya ingin cepat pulang setiap hari. Burnout. Aku pusing sekali Ya Allah. Aku tidak ingin di sini. Tapi semuanya serba bertentangan. Aku akan tetap di sini bahkan 10 tahun ke depan. Toloong. Aku tidak suka mengajar hari ini. Semoga hanya hari ini.