Skip to main content

Posts

Showing posts from May, 2022

Kamu dan Sepotong Es Krim Siang Itu

Ketika merasa lelah atau merasa sudah "mencapai batasmu", kamu tidak bisa mengatakannya pada siapapun. Bukan tidak ingin sebenarnya, tapi tidak saja. Sudah terlalu terbiasa barangkali, lagipula, harus cerita pada siapa? Kamu selalu merasa orang itu harus "perlu" kamu ajak bicara. Tidak bisa sembarangan. Karena itu, semakin sulit bagimu untuk bercerita. Pagi itu, perjalanan lebih dari tiga puluh kilo meter yang ditempuh menggunakan sepeda motor, cukup membuat kewalahan. Agenda di hari sebelumnya membuat energi cukup terkuras, ditambah suasana hati yang tidak kondusif. Kamu lelah, ingin sekali merebahkan tubuh dan beristirahat seharian. Tapi apakah bisa? Tentu tidak. Hari ini pertama masuk kerja kembali setelah akhir pekan. Meski berat, kamu tetap bekerja. Resiko manusia dewasa memang begitu. Siang harinya kamu masih harus mengerjakan tugas tambahan. Kantor mulai kosong karena jam kerja sudah usai. Kelelahanmu semakin memuncak. Jika ada orang asing di sebelahmu yang k

Lagu Patah Hati

Coba searching di Youtube lagu-lagu ini: - I don't Love You dari Urban Zakapa - The End dari Kwon Jin Ah - Like It dari Yoon Jong Shin - And The End dari Jung Seung Hwan - If It was You dari Jung Seung Hwan Itu sebagian dari playlist "Patah Hati" yang sering kudengarkan ketika sedang butuh dongkrakan mood. Ha? Ga salah? Dalam keadaan tertentu, aku lebih terhibur dengan mendengarkan lagu sedih. Bukan sekedang melodinya yang mendayu dan menyayat, tapi karena aku paham lirik lagunya tentang apa. Kebanyakan ya itu dia, tentang patah hati. Bukan patah hati biasa, tapi patah hati yang sebegitu menyedihkannya. Aku belum pernah dan semoga tidak akan pernah mengalami perasaan asli seperti itu. Tapi anehnya ketika mendengar, ada sensasi perasaan pedih yang menyenangkan (sampai sini, aku takut dikira psikopat >_<) . Begini begini, maksudku ada sensasi perasaan yang belum pernah kurasakan sebelumnya dan aku merasa itu mempengaruhiku. Aku jadi sedih dalam hitungan detik ketika m

Kosong

Semuanya terlihat putih tak bernoda di depan sana. Kamu menahan langkah ragu, tak tahu arah. Kepalamu mulai berisik menganalisis. Apa yang sedang terjadi di depan sana? Mengapa kamu tidak bisa melihat apapun? Sebentar, apa yang salah? Jalan di depan sana, matamu, atau otakmu? Kakimu semakin enggan melangkah. Kekosongan itu menyedotmu ke dalam pusaran tak dikenal. Pusaran yang membuatmu tidak senang tapi juga tidak sedih. Tidak bersemangat tapi tidak malas juga. Baik tubuh maupun pikiranmu tertahan di awang-awang dengan latar belakang serba putih.  Baru terpikir bahwa kekosongan lebih mengerikkan daripada yang kamu pikirkan selama ini. Kamu rindu garis-garis rumit menyerupai benang kusut yang selalu membuatmu menyeret kaki sepulang kerja. Kamu juga merindukan coretan abstrak pada catatan kuliah saat obrolan dosen menjadi super membosankan. Kamu rindu segala hal yang tidak kosong meskipun itu keluhan, cacian, tangisan bahkan kutukan. Kamu harus keluar dari kekosongan ini untuk segera kem