Skip to main content

Posts

Showing posts from June, 2021

Dear, June

Mulai tahun ini aku menetapkan sebuah program baru untuk diriku sendiri. Namanya Muhasabah Akhir Bulan. Nama itu sebenarnya kupikirkan saat mengetik. Sebelumnya nggak pake nama, tapi intinya begitulah. Hari untuk mengevaluasi kegiatanku selama satu bulan. Waktunya yaitu di akhir bulan seperti hari ini.  Bulan Juni 2021 mungkin akan terkenang lama dalam pikiranku. Sebagaimana aku mengingat momentum pada Agustus 2019, November 2020 dan Maret 2021. Bulan ini sungguh luar biasa, aku diajari untuk lebih banyak bersyukur dan mengurangi keluhan. Aku juga diajari bahwa manusia benar-benar makhluk lemah tak berdaya, karenanya harus senantiasa berdo'a. Jangan sampai menjadi sombong karena lupa berdo'a. Kejadian demi kejadian berlalu seperti permainan ombak banyu. Sesaat di atas, sesaat berikutnya terkempas ke bawah dengan cara mengejutkan. Pada setiap kejadian, aku tidak memegang kendali sedikitpun. Sambil menahan rasa takut, kesedihan, kekhawatiran terus bergerak menjalani waktu. Manusi

Tempat yang Baik untuk Patah Hati

    Ada hari di mana kita ditakdirkan untuk patah hati. Nilai yang buruk. Ucapan sok tahu. Atasan menyebalkan. Ban bocor. Tak bawa payung. Disalahpahami. Kerjaan menumpuk. Cemburu. Tak cukup tidur. Uang menipis. Macet. Dibohongi. Deadline tugas yang mendekat. Dikhianati. Kena marah. Tertipu. Definisi patah hatiku adalah apa-apa yang membuat hati kita menjadi tidak senang, bahkan lebih parah lagi dari sekedar tidak senang. Apakah frasa patah hati terlalu berlebihan? Hm, karena ini blogku, suka-suka lah ya.  Saat kondisi itu datang, seluruh hari terasa buruk. Mungkin ingin menangis, atau bahkan sudah menangis. Ucapan apapun yang datang padamu untuk menghibur terasa tidak berguna. Menonton film atau mendengarkan lagu favorit tidak membuatmu lebih baik. Kejadian itu terus berulang di kepalamu betapapun kamu ingin menyingkirkannya. Tidur juga tidak menolong. Toh sesaat setelah terbangun, kamu ingat lagi dan merasa lebih buruk dari sebelumnya. Kamu melangkahkan kaki dengan gamang, tak bersem

Cinta dan Kekuatan

Pernah nggak kamu tertidur di sore hari dan merasa nggak punya alasan untuk segera bangun dan mengerjakan sesuatu? Aku menanyakannya karena pernah.  Sebenarnya apa sih yang bisa menggerakan seseorang untuk bangun dan melakukan sesuatu dengan bersemangat?  Masih dalam rebahan soreku, aku menjawab pertanyaan itu sendiri. Mungkin cinta. Ya, orang-orang bergerak dengan semangat ke tempat dengan kekuatan cinta untuk keluarganya. Untuk ayah, ibu, adik, kakak, suami, istri, atau anak-anak tercinta. Manusia cenderung punya kekuatan lebih banyak saat mengerjakan sesuatu untuk orang lain. Kamu sependapat nggak? Jadi balik lagi ke rebahan soreku. Kenapa aku tidak segera bangun dan menyalakan laptopku? Padahal sudah jam 4 sore dan itu waktunya untuk berlatih menulis. Aku menduga, jangan-jangan karena aku tidak cukup mampu untuk mencintai.  Aneh? Kamu harus tahu ya, di dunia ini gak semua orang bisa mencintai sesuatu dengan mudah. Entah itu pekerjaan, benda, ataupun manusia lainnya. Aku cenderung m

Tentang Rasa Lelah

Jadi begini, aku... hm... hei, aku... lelah. Ya, sama seperti rasa lelahmu, aku juga mengalami itu. Semua orang kelahan dan mencari cara masing-masing untuk mengatasinya. Bagiku, menulis mungkin satu dari sekian banyak cara agar aku tetap waras dalam keadaan lelah begini. Aku berpikir bahwa mengeluh tentang rasa lelah itu tidak baik. Jadi aku tidak melakukannya. Aku memarahi diriku sendiri agar bersikap kuat. Ada orang yang harus kubantu. Bagaimana bisa aku kelelahan. Seminggu terakhir adalah hari-hari yang bukan hanya melelahkan secara fisik, namun juga secara psikis. Aku harap bisa beristirahat penuh ketika kembali ke kamarku. Namun, manusia hanya mampu berencana, Allah yang menentukan. Rupanya aku masih belum boleh beristirahat. Keluargaku sakit dan aku merasa bertanggung jawab untuk bersiaga menyediakan apapun, melakukan apapun yang dibutuhkan. Aku sadar ini ujian, mengeluh bukan jawaban. Maka aku memutuskan untuk berdiri bersama rasa lelah itu, berjalan beriringan, berbicara dan b