Skip to main content

Posts

Showing posts from April, 2021

Harga Diri Tukang Martabak

DECLAIMER : tulisan ini tidak bermaksud merendahkan profesi apapun, siapapun, di manapun. Oke! Tiba-tiba aja kepikiran soal ini. Bahwa para tukang martabak yang aku temui di sepanjang perjalanan hidupku, mereka tidak ada yang berjualan secara berkeliling. Tukang martabak sepertinya memiliki harga diri untuk dicari pelanggannya, bukan mencari. Mereka menetap di satu tenda atau kios tertentu dan mengundang para pelanggan untuk berbelok, membeli, menikmati empuk, gurih dan legitnya penganan malam hari tersebut.  Nah, satu lagi. Mereka hanya berjualan di waktu menjelang malam. Oke lah, memang ada martabak yang sudah buka sejak pukul 2, tapi maksudku mereka seolah sepakat untuk memiliki target marketing orang-orang yang kelaparan sepulang bekerja. Martabak menjadi penganan yang menguasai waktu malam hari, khususnya malam minggu.  Coba bandingkan dengan tukang bakso yang sudah mulai keluar kandang sejak pagi dan bisa beredar di jalanan hingga tengah malam. Tukang bubur, tukang sate,...

Apa yang Salah?

 Ketika sesuatu tidak berjalan sesuai harapan, pertanyaan itu mau nggak mau selalu muncul: apa yang salah?  Kok orang lain bahagia kita nggak? Kok orang lain keren banget kita enggak? Kok orang lain banyak temennya kita enggak? Apa sih yang salah? Geeezzz Padahal usaha kita udah maksimal banget, orang lain yang keliatannya santai-santai ko lebih hoki sih...? Otak manusia emang seneng banget mikirin hal-hal yang kadang nggak perlu dipikirin. Kalau jawabannya udah ketemu dan kita bilang "Oh ternyata ini toh yang SALAH" Lalu apa? Biasanya yang terjadi adalah menerima kesalahan itu sebagai cacat diri, terus ke sananya jadi pembenaran. Aku kan sekolahnya nggak setinggi dia, jadi wajar aja kalo... Aku kan ga secantik dia, jadi wajar kalo... Aku kan ga sekaya dia, jadi pantes aja kalo... Jangan suka cari-cari kesalahan, baik dari orang lain apalagi diri sendiri. Ganti fokusnya dengan apa yang harus diperbaiki. Gitu cenah. Haha, apaan sih malem-malem bahas yang gini. Tuh kan, ngebaha...

Tak Apa, Kamu Sudah Berusaha

Berapa banyak orang yang pernah ngomong gitu ke kamu? dengan tulus... Kayaknya jarang banget, atau malah ga ada ya? Padahal kalau ada kalimat yang dimasukin ke kapsul terus dijual di apotek dan khasiatnya mirip antibiotik, mungkin itu deh kalimatnya: Ga Apa-apa, Kamu Sudah Berusaha. Kalau dijual di toko kosmetik, kalimat itu nempel di semua produk kulit yang punya klaim: antioksidan. Hati, kepala sampai kulit luar kamu bebas dari bakteri inferior, radikal bebas rasa bersalah dan minder. Tapi, pemakaiannya harus teratur. Tiga kali sehari, pagi, siang, malam. Kalau aku, aku tempelin kata-kata itu di layar laptop, benda yang paling sering diliat tiap hari. Tiap baca kalimat itu, ga tau kenapa terhibur aja meskipun ga lagi ada apa-apa. Ajaib ya? Diucapin ke diri sendiri aja segitu ngefeknya loh. Apalagi kalau ada orang lain yang bilang kayak gitu ke kamu. Dimengerti sama orang lain, adalah sebuah keistimewaan loh. Ga semua orang pernah dan punya kesempatan  itu. Coba deh perhatiin, mun...

Aku dan 620 anak tangga galunggung.

Hari mulai beranjak siang ketika aku sampai di tangga pertama menuju bibir kawah galunggung. Keringat sudah membajiri tubuhku sejak tadi. Tenaga pun sepertinya hampir habis demi menelusuri pos demi pos di areal gunung galunggung yang dipenuhi oleh pasukan semut. Aku terus berfikir, dengan cara apa aku sampai diatas sana sementara tubuhku dihinggapi rasa lelah yang sangat ini. Apalagi aku bukan seseorang yang begitu menyukai pelajaran olahraga. Tepatnya, aku tak berpotensi di bidang itu. Jadi wajar saja jika aku merasa lemas seperti ini. Satu-satunya yang kurpikirkan saat itu hanyalah mencoba mensugesti diri sendiri bahwa aku masih punya tenaga untuk menaklukan tangga-tangga ini. Aku mulai melangkah… Satu, dua, tiga tangga kulewati dengan sabar tapi menginjak tangga ke lima, enam tenagaku seperti baru saja disapu angin tornado, tak berbekas. Akhirnya aku duduk dengan lunglai sambil mengatur nafas. Sementara temanku sudah mendahului dengan semangat 45nya. Aku sedikit kesal, kenapa aku ta...

Begin Again

Terakhir publish tulisan di blog itu sekitar tahun 2016 apa 2017 gitu ya. Waktu itu karena kesibukan kuliah, cie (padahal alesan aja itu mah) dan ngerasa udah ga dapet feel nulis blog. Bosen kali ya, jadi waktu itu memutuskan buat berhenti.  Tahun ini, gara-gara korona (lagi-lagi ini cuma alesan) dan hal lain yang ga bisa disebutkan, ga tau kenapa pengen lagi mulai ngeblog. Emang sih udah bukan jamannya lagi, secara orang lain udah pada pindah ke vlog. Tapi as u know, aku manusia yang ga ngikutin trend. Bahkan 'trend' yang aku ikutin cenderung mundur ke belakang. Haha. Blog yang dulu, yang nama pertamanya adalah klapklip terus berubah jadi ensiklopedian isinya bener-bener random. Sesuai suasana hati aja pengen nulis apa. Tapi gaya nulisnya semi serius gitu, kan emang pengen belajar nulis artikel yang baik dan benar tuh ceritanya. Terus banyak juga diisi sama terjemahan lagu-lagu korea (ampun!) sekalian belajar baca hangul. Semua postingan dari masa lalu aku pindahin...