Berbuat baik itu butuh latihan, begitu pula menerimanya.
Ada segelintir orang yang menerima kebaikan saja susahnya minta ampun. Sudah tahu repot, namun ketika dibantu menolak dengan sikap defensif. Orang yang berniat baik mau membantu itu jadi segan, lalu jadi enggan.
Jika itu diri kita sendiri, coba pertimbangkan sudut pandang orang yang berniat membantu. Melakukan kebaikan tidak selalu mudah. Sebaiknya jangan terlalu sering mematahkan niat baik seseorang hingga ia merasa terluka. Terima saja, abaikan rasa 'tidak enak' yang sebenarnya tidak terlalu jujur itu.
Jika itu orang lain, coba untuk memaklumi saja, jangan cepat patah hati. Mungkin, orang itu terlalu keras pada dirinya sendiri sehingga merasa canggung menerima kebaikan dari orang lain. Barangkali dia terlalu terbiasa melakukan apa-apa sendiri. Terima saja, berikan senyuman tulus dan tunjukkan bahwa kamu benar-benar berniat membantunya tanpa pamrih.
Berbuat baik itu butuh latihan, begitu pula menerimanya.
Jadi, bagaimana kalau mulai berlatih? Mulailah menerima kebaikan-kebaikan kecil yang diberikan orang di sekitar kita. Daripada bilang "sudah, tidak apa-apa kok" katakan saja "duh senengnya dibantu, makasih ya" lalu berikan seulas senyum.
Daripada bilang "biarin, aku saja" coba bilang "asik, bisa cepat selesai nih. Makasih"
Memang, ada kalanya kita juga perlu menolak. Coba berlatih untuk menahan kalimat penolakan. Tanyakan dulu ke diri sendiri. Bantuan ini perlu benar-benar ditolak nggak?
Menerima kebaikan ternyata bukan kelemahan. Kita tidak lantas menjadi pihak yang hina karena menerima bantuan. Menerima kebaikan adalah kebaikan itu sendiri.
Comments