Jauh dan lama sekali perjalanan itu. Dulu kamu pikir, tempat tujuan adalah hal paling penting. Lama-lama, kamu sadar bahwa apa yang kamu temukan dalam perjalanan, jauh lebih berharga.
Tidak semua teman mengalami perjalanan sejauh dan selama dirimu. Bahkan bagi teman yang tidak pernah kita pikirkan, perjalananmu mungkin terhitung cepat. Di sini kamu sadar bahwa cepat dan lambat, itu relatif. Karena relatif, itu tidak menjadi patokan penting. Katanya, kecepatan bukan segalanya. Begitu pula kelambanan.
Berpikir hati-hati dan mendalam, katamu itu diperlukan. Tapi itu juga bukan segalanya. Kita perlu patokan. Kita perlu arah yang membuat kita sampai ke tujuan. Arah yang tidak mungkin diri kita sendiri yang menentukan. Kita hanya setitik debu di alam semesta. Bagaimana caranya tahu bahwa arah kita sudah benar, kecuali berpatok pada aturan Tuhan?
Aturan Tuhan juga tidak mungkin datang sendirinya pada kita. Kita harus pandai membaca, mengingat, membaca lagi, mengingat lagi. Mutiara-mutiara itu kemudian hadir saat kita berhasil menemukan arah. Jalan yang kamu tempuh tidak lagi segelap dulu. Kamu mulai menikmati langkah demi langkah.
Lalu, dalam perjalanan berikutnya, kamu bertemu teman-teman. Orang yang lama sekali terpisah denganmu, tapi Tuhan satukan kembali jalan kalian. Tuhan selalu tahu cara untuk menguatkan langkah-langkah hamba-Nya.
Sampailah kita di Oktober dengan berbagai kisah yang mengiringinya. Hello my October. Bulan yang punya soundtrack tersendiri sejak dulu. Tahun ini, soundtracknya akan berganti.
Oktober tahun ini, aku sampai di tempat pemberhentian. Tentu bukan tempat tujuan. Tapi di sana, perjalananku untuk sampai ke tujuan, akan lebih berarti.
Selamat tidur, My October.
Comments